AKAD
DAN KHUTBAH NIKAH
I. Definisi
Arti nikah menurut bahasa adalah berkumpul. Sedangkan
menurut syara’, nikah adalah akad yang menjadi perantara diperbolehkan
bersetubuh, dengan menggunakan kata nikah, tazwij atau
terjemahannya.
II. Hukum
nikah
Nikah adalah sunnah Rasul saw. yang perincian hukumnya
sebagai berikut:
Bagi laki-laki:
- Sunnah, bagi orang yang mempunyai hasrat dan mampu
menanggung biaya pernikahan, seperti halnya maskawin dan nafkah.
- Khilaf
al-Aula (tidak sesuai dengan
hukum yang utama), bagi orang yang mempunyai hasrat nikah, tetapi tidak
mempunyai biaya.
- Makruh, bagi yang tidak mempunyai hasrat dan tidak
mempunyai biaya, atau mempunyai biaya tapi dirinya sudah pikun atau sakit
seperti impoten.
- Wajib, bagi yang mempunyai biaya serta khawatir akan
melakukan zina. Atau orang yang mempunyai hasrat, sert menanggung biaya
pernikahan dan mempunyai nadzar akan melakukan nikah.
- Haram, bagi orang yang tidak bisa melaksanakan
kewajiban sebagi seorang suami.
Bagi wanita:
- Sunnah, bagi wanita
yang mempunyai hasrat, atau butuh lelaki yang bisa mengayomi
dirinya.
- Makruh, bagi wanita
yang tidak mempunyai hasrat.
- Haram, bagi wanita yang tidak mampu melaksanakan
kewajiban sebagai seorang istri.
- Wajib, bagi wanita yang terancam kehormatannya dan
bisa ditolak dengan nikah.
III.
Rukun dan
syarat nikah.
Nikah memiliki lima
(5) rukun yang masing-masing mempunyai syarat tersendiri :
1. Calon mempelai pria, dengan syarat:
§ Islam.
§ Bukan mahrom bagi wanita yang hendak dinikahim.
§ Bukan muhrim (sedang melaksanakan ihrom)
§ Bukan orang yang dipaksa (mukroh, dengan segala
ketentuannya). Selain paksaaan yang dibenarkan oleh syara’.
§ Sudah tertentu, dalam arti tidak sebagaimana
menyebutkan dua orang laki-laki tanpa lebih dahulu menentukan salah satu dari
keduanya.
§ Mengetahui nama nasab dan status calon istri.
§ Jelas sifat prianya, sehingga tidak sah menikah dengan
huntsa musykil (orang yang belum jelas status pria atau wanitanya)
2. Calon mempelai wanita, dengan syaratnya:
§ Islam atau kafir kitabi
§ Bukan mahrom bagi laki-laki yang hendak menikahi.
§ Bukan muhrim (sedang melaksanakan ihrom).
§ Sudah tertentu, karenanya tidak sah menikah dengan
salah satu dari dari dua perempuan tanpa terlebih dahulu ditentukan salah satu
dari keduanya.
§ Jelas sifat wanitanya, sehingga tidak sah menikah
dengan huntsa musykil (orang yang belum jelas status pria atau
wanitanya).
§ Tidak dalam ikatan nikah atau iddah dari suami pertama
3. Shigot.
Dalam shigot nikah harus terpenuhi beberapa syarat
sebagai berikut :
§ Adanya
Ijab (pemasrahan) dari wali calon mempelai wanita secara jelas serta
tidak boleh dengan cara kinayah (sindiran). Pelaksanaan ijab bisa
dilakukan oleh walinya sendiri (ayah atau kakek) atau diwakilkan pada orang lain. Berikut ini
contoh ijab yang dilakukan sendiri oleh orang tua calon mempelai wanita
:
بسم الله الرحمن الرحيم . الحمد لله رب
العالمين . والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله
وصحبه أجمعين . أمابعد أوصيكم عباد الله وإيّاي بتقوى الله أزوجك على ما أمر الله
به من إمساك بمعروف أوتسريح بإحسان , وأحل الله لكم النكاح وحرم عليكم السفاح .
يازيد أنكحتك بنتي ليلى بمهر ألف روبية حالا / مؤجلا
§ Adanya Qobul (penerimaan) dari calon
mempelai pria, baik dilakukan sendiri atau diwakilkan pada orang lain.
Berikut contoh qobul yang
dilakukan sendiri
قبلت نكاحها لنفسي بالمهر المذكور
Dan berikut ini
contoh penerimaan yang wakilkan orang lain :
قبلت نكاحها لعمر / له بالمهر المذكور0
§ Harus
muttashil antara Ijab dan Qobulnya (sambung antara sighot
pemasrahan dan penerimaan) maksud dari syarat ini adalah ketika wali dan
mempelai wanita mengucapkan kata penyerahan, maka calon mempelai pria
menerimanya dengan tanpa diselingi suatu apapun.
§ Tidak
boleh dita’liqkan (digantungkan) dengan perkara lain.
§ Tidak
boleh dibatasi waktu’
Catatan:
Dalam
sighot akad nikah diperbolehkan menggunakan terjemah dengan bahasa apapun
,sekalipun mampu berbahasa arab.
4. Wali
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa
pernikahan tidak akan sah tanpa diakadi
oleh seorang wali dari pihak mempelai wanita atau oranbg yang
dijadikan wakil oleh wali dari pihak mempelai wanita atau orang yang dijadikan wakil oleh wali. Oleh karena itu, syara’ telah
memberikan persyaratan yang harus terpenuhi bagi seorang wali, yaitu:
§ Islam.
§ Balig.
§ Berakal (tidak skit jiwa/gila).
§ Merdeka.
§ Laki-laki.
§ Adil.
5.
Dua orang saksi.
Suatu akad nikah dianggap sah bila disaksikan oleh
minimal dua orang saksi. Sedangkan persaratan dua orang tersebut untuk
bisa menjadi saksi nikah sama denganm
persyaratan yang ada dalam wali nikah.
IV.
Kesunahan yang
berkaitan dengan nikah
1. Memilih wanita yang sholihah, keturunan orang baik-baik, rupawan, kaya, perawan dan ada
harapan mampu memberikan keturynan yang banyak (subur).
2. Calon mempelai laki-laki melihat wajah dan telapak
tangan calon mempelai perempuan disaat khitbah (melamar).
3. Pihak laki-laki memberi wewejang (khutbah) sebelum
melamar dan sebelum akad nikah.
V.
Pelaksanaan
Akad Nikah
1. Sebelum pelaksanaan akad nikah dimulai, terlebih
dahulu bangku atau meja dipersiapkan dan diletakkan ditengah ruangan, kemudian
wali atau wakilnya duduk disebelah barat meja dan calon penganten pria
disebelah timur meja berhadapan dengan wali atau wakinya. Sedangkan dua orang saksi duduj disebelah
utara meja atau disebelah kiri wali. Qori’ , khotib, dan orang yag berdo’a duduk disekitar wali
dan mempelai pria.
2. Setelah semua siap ditempatnya massing-masing, MC
(pembagi acara) bisa memulai membuka acara akad nikah dengan susunan acara
sebagai berikut :
a. Pembukaan
b. Pembacaan ayat-ayat
suci al-qur’an
c. Khutbah nikah
d. Akad nikah
e. Do’a/penutup
3. Selesai acara pembukaan dan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, dilanjutkan dengan khutbah
nikah yang bunyinya sebagaimana berikut:
Kuthbah
nikah
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَحْمُودِ
بِنِعْمَتِهِ الْمَعْبُودِ بِقُدْرَتِهِ الْمُطَاعِ بِسُلْطَانِهِ الْمَرْهُوبِ
مِنْ عَذَابِهِ وَسَطْوَتِهِ النَّافِذِ أَمْرُهُ فِي أَرْضِهِ وَسَمَائِهِ
الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ بِقُدْرَتِهِ وَسَيَّرَهُمْ بِأَحْكَامِهِ وَمَشِيئَتِهِ
وَجَعَلَ الْمُصَاهَرَةَ سَبَبًا لَاحِقًا وَأَمْرًا مُفْتَرَضًا شَبَّكَ بِهِ
الْأَنَامَ وَأَكْرَمَ بِهِ الْأَرْحَامَ فَقَالَ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : { وَهُوَ
الَّذِي خَلَقَ مِنْ الْمَاءِ بَشَرًا } , وَلِكُلٍّ قَدَرٍ أَجَلٌ , وَ { لِكُلِّ
أَجَلٍ كِتَابٌ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ } ويثبت وعنده
أم الكتاب إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ
بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله صلى
الله عليه وسلم وعلى آله وأصحابه يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا
تموتن إلا وأنتم مسلمون يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق
منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن
الله كان عليكم رقيبا يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا شديدا يصلح لكم
أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما أما بعد فإن
الأمور كلها بيد الله يقضي فيها ما يشاء ويحكم ما يريد لا مؤخر لما قدم ولا مقدم
لما أخر ولا يجتمع اثنان ولا يفترقان إلا بقضاء وقدر وكتاب من الله قد سبق أقول
قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولوالدي ولمشايخي ولسائر المسلمين فاستغفروه
إنه هو الغفور الرحيم
4. Selesai membaca khutbah nikah biasanya petugas
(pegawai catatan sipil atau penghulu) kepada mempelai pria tentang statusnya,
betuk dan jumlah maskawinnya dsb. Setelah semua selesai, baru
acara akad nikah bisa dimulai, bagi siapa saja yang akan
mengakadi disunnahkan membaca :
أزوجك على ماأمر الله به عز وجل من إمساك
بمعروف أو تسريح بإحسان
Kemudian orang yang mengakadi bisa menyuruh mempelai
pria mambaca syahadat
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا
محمدا رسول الله
5. Kemudian dilanjutkan prosesi Ijab-Qobul, dengan
dialog sebagai berikut:
المزوج : أنكحتك وزوجتك ليلى موليتي بمهر
ألف روبيّـة حالا
الزوج : قبلت نكاحهاوتزوجها لنفسي بالمهر المذكور حالا
Terjemah :
Wali: Saya
nikahkan dan saya kawinkan kamu dengan Laila, perempuan yang menjadi kuasaku
dengan mahar seribu rupiah dibayar kotan
Mempelai Laki-laki: Saya terima pernikahan dan perkawinan ini untuk saya dengan mahar yang
telah disebutkan secara kontan.
Apabila dalam akad nikah itu diwakilkan atau
diserankan pada orang lain maka harus ada sighot taukil (pemakilan) dari
sang wali seperti dibawah ini
وكلتك في تزويج ليلى بنتي عن زيد بمهر
ألف ربيّـة حالا
Terjemah : Aku wakilkan
kepadamu untuk menikahkan Laila, anak perempuanku dengan Zaid dengan mahar
seribu rupiah, kontan.
Kemudian wakil wali menerimanya dengan mengucapkan
قبلت توكيلك في تزويجها عن زيد بالمهر
المذكور حالا
Terjemah : Saya
terima perwakilanmu untuk menikahkan anak
perempuanmu dengan Zaid sebagai calon suami , dengan mahar yang telah
disebutkan.
Setelah itu sang wakil dapat menikahkan calon
pengantin seperti dalam dialag berikut ini:
وكيل ولي : أنكحتك وزوجتك ليلى بنت أحمد موكلي بمهر الف ربية حالا
زيد :
قبلت نكاحهاوتزوجها لنفسي بالمهر المذكور حالا
Tarjamah :
Wakil wali : Saya nikahkan dan saya kawinkan Laila anak perempuan Ahmad sebagai
orang yang mewakilkan kepadaku ,dengan mahar Seribu rupiah kontan .
Zaid : Saya
terima pernikahan ini untuk saya , dengan mahar yang telah disebutkan .
Apabila Zaid atau mempelai pria mewakilkan dalam
qobulnya, maka ijabnya seperti berikut :
أنكحتك وزوجتك عن زيد ليلى بنت أحمد مهر الف ربية حالا
Terjemah : Saya
nikahkan dan saya kawinkan kamu sebagai orang yang mewakili zaid dengan laila
anak perempuan yang menjadi kuasaku dengan mahar seribu rupiah kontan.
Sedang untuk ijab yang tidak diwakilkan adalah:
أنكحتك وزوجتك عن زيد ليلى موليتي بمهر الف ربية حالا
Terjemah : Saya nikahkan dan saya kawinkan kamu sebagai orang yang mewakili zaid
dengan laila anak perempuan yang menjadi kuasaku dengan mahar seri rupiah
kontan.
Kemudian qobulnya
قبلت
نكاحهاوتزوجها لزيد بالمهر المذكور حالا
Terjemah: Saya terima pernikahan dan perkawinan ini untuk
Zaid, dengan mahar yang telah disebutkan
6. Setelah ijab qobul selesai dilakukan, dua orang saksi
dapat mengatakan sah atau tidak dalam akad tersebut. Apabila sah , maka
doiteruskan dengan acara do’a sebagai penutup ]
7. Setelah akad nikah dipastikan keabsahannnya, kemudian
salah seorang yang berada dalam majlis akad (sebaiknya seorang pemuka agama)
berdo’a sebagaimana berikut :
بسم الله الررحمن الرحيم . الحمد لله رب
العلمين حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيدة يا ربنا لك الحمد كماينبغي لجلال وجهك وعظيم
سلطانك . اللهم إجعل هذا العروس وزوجته مودة ورحمة وألف بينهما كما ألفت بين آدم
وحواء وألف بينهما كما ألفت بين يوسف وزليخاء وألف بينهما كما ألفت بين محمد
وسيدتنا خديجة الكبرى . اللهم بارك لهما وأرزقهما رزقا حسنا حلالا طيبا نافعا
مباركا في عمرهما ودينهما ودنياهما وآخرتهما وأرزقهما درية صالحة مباركا اللهم
ربنا هب لنا من أزواجنا ودريتنا قرة أعيننا وإجعلنا للمتقين إماما ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة
حسنة وقنا عذاب النار وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا
والحمد لله رب العالمبن
Muhimmah :
1. Dalam akad nikah menyebutkan maham hukumnya
sunnah, tidak wajib (bukan rukun nikah),
hanya saja bila dalam akad tidak
disebutkan mahar, maka suami wajib membayar mahar misil (mahar yang biasa
diberikan kepada saudara perwmpuan dari mempelai wanita)
2. Sebaiknya mahar diberikan sebelum melakukan
persetubuhan, apabila dalam akad mahar akan diberikan kontan (حالا)
3. Sebaiknya sighot ta’liq talak yang disuruh
untuk dibaca naib tidak usah dibaca, kalau naib tetap memaksa untuk membaca,
maka ketika membaca tidak diniati ta’liq talak. Akan tetapi diniati
membaca tulisan, supaya tidak terjadi talak saat wujud muallaqnya (suatu
yang dita’liq)
,
والله أعلم بالصواب -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar