Sabtu, 16 Maret 2013

FIQIH MUNAKAHAT


AKAD DAN KHUTBAH NIKAH

I.     Definisi
Arti nikah menurut bahasa adalah berkumpul. Sedangkan menurut syara’, nikah adalah akad yang menjadi perantara diperbolehkan bersetubuh, dengan menggunakan kata nikah, tazwij atau terjemahannya.

II.    Hukum nikah
Nikah adalah sunnah Rasul saw. yang perincian hukumnya sebagai berikut:
Bagi laki-laki:
  1. Sunnah, bagi orang yang mempunyai hasrat dan mampu menanggung biaya pernikahan, seperti halnya maskawin dan nafkah.
  2. Khilaf al-Aula (tidak sesuai dengan hukum yang utama), bagi orang yang mempunyai hasrat nikah, tetapi tidak mempunyai biaya.
  3. Makruh, bagi yang tidak mempunyai hasrat dan tidak mempunyai biaya, atau mempunyai biaya tapi dirinya sudah pikun atau sakit seperti impoten.
  4. Wajib, bagi yang mempunyai biaya serta khawatir akan melakukan zina. Atau orang yang mempunyai hasrat, sert menanggung biaya pernikahan dan mempunyai nadzar akan melakukan nikah.
  5. Haram, bagi orang yang tidak bisa melaksanakan kewajiban sebagi seorang suami.
Bagi wanita: 
  1. Sunnah, bagi wanita  yang mempunyai hasrat, atau butuh lelaki yang bisa mengayomi dirinya.
  2. Makruh, bagi wanita  yang tidak mempunyai hasrat.
  3. Haram, bagi wanita yang tidak mampu melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri.
  4. Wajib, bagi wanita yang terancam kehormatannya dan bisa ditolak dengan nikah.

              III.   Rukun dan syarat nikah.

Nikah memiliki lima (5) rukun yang masing-masing mempunyai syarat tersendiri :
1.    Calon mempelai pria, dengan syarat:
§  Islam.
§  Bukan mahrom bagi wanita yang hendak dinikahim.
§  Bukan muhrim (sedang melaksanakan ihrom)
§  Bukan orang yang dipaksa (mukroh, dengan segala ketentuannya). Selain paksaaan yang dibenarkan oleh syara’.
§  Sudah tertentu, dalam arti tidak sebagaimana menyebutkan dua orang laki-laki tanpa lebih dahulu menentukan salah satu dari keduanya.
§  Mengetahui nama nasab dan status calon istri.
§  Jelas sifat prianya, sehingga tidak sah menikah dengan huntsa musykil (orang yang belum jelas status pria atau wanitanya)
2.    Calon mempelai wanita, dengan syaratnya:
§  Islam atau kafir kitabi
§  Bukan mahrom bagi laki-laki yang hendak menikahi.
§  Bukan muhrim (sedang melaksanakan ihrom).
§  Sudah tertentu, karenanya tidak sah menikah dengan salah satu dari dari dua perempuan tanpa terlebih dahulu ditentukan salah satu dari keduanya.
§  Jelas sifat wanitanya, sehingga tidak sah menikah dengan huntsa musykil (orang yang belum jelas status pria atau wanitanya).
§  Tidak dalam ikatan nikah atau iddah dari suami pertama
3.    Shigot.
Dalam shigot nikah harus terpenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
§  Adanya Ijab (pemasrahan) dari wali calon mempelai wanita secara jelas serta tidak boleh dengan cara kinayah (sindiran). Pelaksanaan ijab bisa dilakukan oleh walinya sendiri (ayah atau kakek)  atau diwakilkan pada orang lain. Berikut ini contoh ijab yang dilakukan sendiri oleh orang tua calon mempelai wanita :
بسم الله الرحمن الرحيم . الحمد لله رب العالمين . والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين . أمابعد أوصيكم عباد الله وإيّاي بتقوى الله أزوجك على ما أمر الله به من إمساك بمعروف أوتسريح بإحسان , وأحل الله لكم النكاح وحرم عليكم السفاح . يازيد أنكحتك بنتي ليلى بمهر ألف روبية حالا / مؤجلا
§   Adanya Qobul (penerimaan) dari calon mempelai pria, baik dilakukan sendiri atau diwakilkan pada orang lain. Berikut  contoh qobul yang dilakukan  sendiri
قبلت نكاحها لنفسي بالمهر المذكور
Dan berikut ini  contoh penerimaan yang wakilkan orang lain :
قبلت نكاحها لعمر / له بالمهر المذكور0
§  Harus muttashil antara Ijab dan Qobulnya (sambung antara sighot pemasrahan dan penerimaan) maksud dari syarat ini adalah ketika wali dan mempelai wanita mengucapkan kata penyerahan, maka calon mempelai pria menerimanya dengan tanpa diselingi suatu apapun.
§  Tidak boleh dita’liqkan (digantungkan) dengan perkara lain.
§  Tidak boleh dibatasi waktu’
Catatan:
Dalam sighot akad nikah diperbolehkan menggunakan terjemah dengan bahasa apapun ,sekalipun mampu berbahasa arab.
4.    Wali
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa pernikahan tidak akan sah tanpa  diakadi oleh seorang  wali  dari pihak mempelai wanita atau oranbg yang dijadikan wakil oleh wali dari pihak mempelai wanita atau orang yang  dijadikan wakil oleh   wali. Oleh karena itu, syara’ telah memberikan persyaratan yang harus terpenuhi bagi seorang wali,  yaitu:
§  Islam.
§  Balig.
§  Berakal (tidak skit jiwa/gila).
§  Merdeka.
§  Laki-laki.
§  Adil.
5.                   Dua orang saksi.
Suatu akad nikah dianggap sah bila disaksikan oleh minimal dua orang saksi. Sedangkan persaratan dua orang tersebut untuk bisa  menjadi saksi nikah sama denganm persyaratan yang ada  dalam wali nikah.

IV.  Kesunahan yang berkaitan dengan nikah
1.    Memilih wanita yang sholihah, keturunan orang  baik-baik, rupawan, kaya, perawan dan ada harapan mampu memberikan keturynan yang banyak (subur).
2.    Calon mempelai laki-laki melihat wajah dan telapak tangan calon mempelai perempuan disaat khitbah (melamar).
3.    Pihak laki-laki memberi wewejang (khutbah) sebelum melamar dan sebelum akad nikah.

V.    Pelaksanaan Akad Nikah
1.    Sebelum pelaksanaan akad nikah dimulai, terlebih dahulu bangku atau meja dipersiapkan dan diletakkan ditengah ruangan, kemudian wali atau wakilnya duduk disebelah barat meja dan calon penganten pria disebelah timur meja berhadapan dengan wali atau wakinya.  Sedangkan dua orang saksi duduj disebelah utara meja atau disebelah kiri wali. Qori’ , khotib,   dan orang yag berdo’a duduk disekitar wali dan mempelai pria.
2.    Setelah semua siap ditempatnya massing-masing, MC (pembagi acara) bisa memulai membuka acara akad nikah dengan susunan acara sebagai berikut :
a.    Pembukaan  
b.    Pembacaan ayat-ayat  suci al-qur’an
c.    Khutbah nikah
d.    Akad  nikah
e.    Do’a/penutup

3.    Selesai acara pembukaan dan pembacaan ayat-ayat  suci al-Qur’an, dilanjutkan dengan khutbah nikah yang bunyinya sebagaimana berikut:
Kuthbah nikah 
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَحْمُودِ بِنِعْمَتِهِ الْمَعْبُودِ بِقُدْرَتِهِ الْمُطَاعِ بِسُلْطَانِهِ الْمَرْهُوبِ مِنْ عَذَابِهِ وَسَطْوَتِهِ النَّافِذِ أَمْرُهُ فِي أَرْضِهِ وَسَمَائِهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ بِقُدْرَتِهِ وَسَيَّرَهُمْ بِأَحْكَامِهِ وَمَشِيئَتِهِ وَجَعَلَ الْمُصَاهَرَةَ سَبَبًا لَاحِقًا وَأَمْرًا مُفْتَرَضًا شَبَّكَ بِهِ الْأَنَامَ وَأَكْرَمَ بِهِ الْأَرْحَامَ فَقَالَ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : { وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنْ الْمَاءِ بَشَرًا } , وَلِكُلٍّ قَدَرٍ أَجَلٌ , وَ { لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ } ويثبت وعنده أم الكتاب إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم وعلى آله وأصحابه يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا شديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما أما بعد فإن الأمور كلها بيد الله يقضي فيها ما يشاء ويحكم ما يريد لا مؤخر لما قدم ولا مقدم لما أخر ولا يجتمع اثنان ولا يفترقان إلا بقضاء وقدر وكتاب من الله قد سبق أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولوالدي ولمشايخي ولسائر المسلمين فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
4.    Selesai membaca khutbah nikah biasanya petugas (pegawai catatan sipil atau penghulu) kepada mempelai pria tentang statusnya, betuk dan jumlah maskawinnya dsb. Setelah semua selesai,  baru  acara  akad nikah  bisa dimulai, bagi siapa saja yang akan mengakadi disunnahkan membaca :
أزوجك على ماأمر الله به عز وجل من إمساك بمعروف أو  تسريح بإحسان
Kemudian orang yang mengakadi bisa menyuruh mempelai pria mambaca syahadat     
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن سيدنا محمدا  رسول الله
5.    Kemudian dilanjutkan prosesi Ijab-Qobul, dengan dialog sebagai berikut:
المزوج : أنكحتك وزوجتك ليلى موليتي بمهر ألف روبيّـة حالا
الزوج :   قبلت نكاحهاوتزوجها لنفسي بالمهر المذكور حالا
Terjemah :
Wali: Saya nikahkan dan saya kawinkan kamu dengan Laila, perempuan yang menjadi kuasaku dengan mahar seribu rupiah  dibayar kotan
Mempelai Laki-laki: Saya terima pernikahan dan perkawinan ini untuk saya dengan mahar yang telah disebutkan  secara kontan.
Apabila dalam akad nikah itu diwakilkan atau diserankan pada orang lain maka harus ada sighot taukil (pemakilan) dari sang wali seperti dibawah ini
وكلتك في تزويج ليلى بنتي عن زيد بمهر ألف ربيّـة حالا

Terjemah : Aku wakilkan kepadamu untuk menikahkan Laila, anak perempuanku dengan Zaid dengan mahar seribu rupiah, kontan.

Kemudian wakil wali menerimanya  dengan mengucapkan
قبلت توكيلك في تزويجها عن زيد بالمهر المذكور حالا
Terjemah : Saya terima perwakilanmu untuk menikahkan anak  perempuanmu dengan Zaid sebagai calon suami , dengan mahar yang telah disebutkan.
Setelah itu sang wakil dapat menikahkan calon pengantin seperti dalam dialag berikut ini:
وكيل ولي   : أنكحتك وزوجتك ليلى بنت أحمد موكلي  بمهر الف ربية حالا
زيد         : قبلت نكاحهاوتزوجها لنفسي بالمهر المذكور حالا
 
Tarjamah :
Wakil wali : Saya nikahkan dan saya kawinkan Laila anak perempuan Ahmad sebagai orang yang mewakilkan kepadaku ,dengan mahar Seribu rupiah kontan .
Zaid : Saya terima pernikahan ini untuk saya , dengan mahar yang telah disebutkan .
Apabila Zaid atau mempelai pria mewakilkan dalam qobulnya, maka ijabnya seperti berikut :
أنكحتك وزوجتك عن زيد  ليلى بنت أحمد مهر الف ربية حالا

Terjemah : Saya nikahkan dan saya kawinkan kamu sebagai orang yang mewakili zaid dengan laila anak perempuan yang menjadi kuasaku dengan mahar seribu rupiah kontan.
Sedang untuk ijab yang tidak diwakilkan adalah:
أنكحتك وزوجتك عن زيد  ليلى موليتي بمهر الف ربية حالا
Terjemah : Saya nikahkan dan saya kawinkan kamu sebagai orang yang mewakili zaid dengan laila anak perempuan yang menjadi kuasaku dengan mahar seri rupiah kontan.
Kemudian qobulnya
 قبلت نكاحهاوتزوجها لزيد بالمهر المذكور حالا
Terjemah: Saya terima pernikahan dan perkawinan ini untuk Zaid, dengan mahar yang telah disebutkan
6.    Setelah ijab qobul selesai dilakukan, dua orang saksi dapat mengatakan sah atau tidak dalam akad tersebut. Apabila sah , maka doiteruskan dengan acara do’a sebagai penutup ]
7.    Setelah akad nikah dipastikan keabsahannnya, kemudian salah seorang yang berada dalam majlis akad (sebaiknya seorang pemuka agama) berdo’a sebagaimana berikut :

بسم الله الررحمن الرحيم . الحمد لله رب العلمين حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيدة يا ربنا لك الحمد كماينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك . اللهم إجعل هذا العروس وزوجته مودة ورحمة وألف بينهما كما ألفت بين آدم وحواء وألف بينهما كما ألفت بين يوسف وزليخاء وألف بينهما كما ألفت بين محمد وسيدتنا خديجة الكبرى . اللهم بارك لهما وأرزقهما رزقا حسنا حلالا طيبا نافعا مباركا في عمرهما ودينهما ودنياهما وآخرتهما وأرزقهما درية صالحة مباركا اللهم ربنا هب لنا من أزواجنا ودريتنا قرة أعيننا وإجعلنا للمتقين إماما ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا والحمد لله رب العالمبن

Muhimmah :
1.    Dalam akad nikah menyebutkan maham hukumnya sunnah,  tidak wajib (bukan rukun nikah), hanya saja bila dalam  akad tidak disebutkan mahar, maka suami wajib membayar mahar misil (mahar yang biasa diberikan kepada saudara perwmpuan dari mempelai wanita)
2.    Sebaiknya mahar diberikan sebelum melakukan persetubuhan, apabila dalam akad mahar akan diberikan kontan (حالا)
3.    Sebaiknya sighot ta’liq talak yang disuruh untuk dibaca naib tidak usah dibaca, kalau naib tetap memaksa untuk membaca, maka ketika membaca tidak diniati ta’liq talak. Akan tetapi diniati membaca tulisan, supaya tidak terjadi talak saat wujud muallaqnya (suatu yang dita’liq)



,  والله أعلم بالصواب  -











Tidak ada komentar:

Posting Komentar